Kamis, 15 November 2012

NOVEMBER IN MEMORIAL : KISAH CINTAKU KANDAS DI BULAN KASIH SAYANG






1 Februari 2012 09:00 a.m.
Salah satu alat komunikasiku bergetar, segera aku mengambilnya dari atas tempat tidur, dan ternyata ada sebuah pesan singkat yang masuk, dengan perasaan senang aku membacanya dan membalas pesan singkat tersebut.

“Nita   : Iyan lagi ngapai? Lagi sibuk ga hari ini?”
“Iyan   : waahhh Nita, apa kabar? Iyan lagi nonton aja ni, bosan hari ini ga ada kegiatan”
“Nita   : kabar nita baik, kalau iyan memang lagi ga sibuk, Nita mau ngomong sesuatu”
“Iyan      : owh.. boleh mau ngomong apa?, Iyan kaanngggeeenn kali ni sama Nita,udah lama kita ga jumpa  :’(“
“Nita      : sebelumnya Nita minta maaf sama Iyan, apa Iyan ga merasa ada yang salah dengan hubungan kita?”
“Iyan      : hah?? Iyan merasa ga ada yang salah dengan hubungan kita, walaupun kita LDR iyan merasa baik-baik aja”
“Nita      : iya, tapi Nita merasa ada yang salah,ini semua ga baik-baik aja,dan sebaiknya hubungan kita sampai disini aja. Nita lagi mau sendiri. Pikiran Nita saat ini udah bercabang-cabang. Nita capek. Keluarga Nita udah terpencar-pencar, ayah dimana, mama dimana, kasihan adek Nita. Belum lagi pekerjaan dan kuliah Nita. Nita ga mau hubungan kita ini membuat pikiran Nita semakin bercabang, Nita kasian sama Iyan kalau nantinya Nita terlalu sibuk hingga mengabaikan Iyan.  

Berulang kali aku membaca pesan terakhir darinya, mencari kemungkinan ada kesalahan kalimat dalam penulisan pesan tersebut, atau mungkin aku salah mengartikan maksud pesan darinya. Walaupun berulang kali kubaca, tidak ada kesalahan kata ataupun kalimat dalam pesan yang dikirimkannya, dan maksud dari pesan tersebut sangatlah jelas, bahwa dia menginginkan hubungan cinta ini berakhir. Aku hanya bisa terdiam dan terus memandangi teks pesan yang ia kirimkan. Perasaan senang ketika menerima pesan darinya seketika sirna dan berubah menjadi perasaan yang berkecamuk antara rasa heran, tidak percaya, dan kesedihan. Berbagai pertanyaan muncul di benakku mengenai pesan terkahir darinya, dan masih menjadi pertanyaan yang sangat besar bagi perasaanku. Aku tidak dapat menerima kenyataan yang sedang terjadi, aku tertawa melihat pesan yang ia kirimkan, mungkinkah aku sedang tertidur dan mengalami mimpi buruk. Akan tetapi aku tahu tidak sedang bermimpi, aku dalam keadaan terjaga dan sangat sadar ketika membaca pesan tersebut.

November 2012
Tubuh, mata, dan udara dingin di pagi ini telah bersekongkol, memaksa dan memperdayaku untuk tetap menikmati alam mimpi yang indah namun lebih fana dari dunia. Indra pendengaranku pun tak memperdulikan indahnya kicauan burung yang bernyanyi di atas jendela kamar. Layaknya aku, pagi ini mentari juga tak menunjukkan keperkasaannya, terhadang gumpalan awan, sinarnya terpenjara, terikat, dan meredup dibalik langit yang menghitam. Aku  menyambut  masuknya bulan November tahun ini dengan rasa malas yang luar biasa hebatnya. Dan sebelum membuka mata, sesungguhnya aku telah berharap kepada Tuhan untuk menghapuskan November dari penanggalan bulan di kalender Masehi. Namun apadaya, harapanku yang konyol tersebut tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan. 

Menghela nafas panjang, dengan malas tubuh ini kugerakkan untuk bangkit dan berjalan meninggalkan tempat tidur, membiarkannya tersiram dan merasakan kesegaran setiap titik air yang mengucur jatuh membasahi seluruh bagian dari tubuhku, mengalir dari ujung rambut hingga ujung kaki. Prosesi yang tidak memakan waktu lama, kemudian kukenakan handuk untuk menutupi sebagian dari tubuhku. Aku kembali berjalan ke kamar dengan keadaan tubuh yang belum kering sempurna, sehingga tertinggallah jejak dan tetesan air di lantai. Beberapa titik air masih menetes dari rambut kepalaku dan mengalir mengikuti setiap liku bidang tubuhku.

 Diluar matahari masih berupaya membebaskan diri dari gelapnya awan hitam yang tak lelah membayanginya, namun sekuat apapun sang mentari mencoba, tidak ada secercah cahayapun yang bisa lolos dari cengkraman gelap sang awan. Dua tahun telah berlalu, masih kuat dalam ingatanku November di tahun itu adalah bulan terindah yang pernah kualami. Dalam November aku membuat sebuah komitmen, mengikat sebuah janji, dan mengutarakan isi hatiku yang sempat terpendam lama kepada seorang wanita yang sangat kucintai. Pasir putih, gulungan ombak, awan tipis, dan mentari menjadi saksi Perjanjian, Komitmen dan Prinsip itu dibuat. Dan tahun lalu di bulan November juga dengan suka cita aku meminta keabadian cinta kepada Tuhan, agar disetiap  November nantinya aku dapat merayakan hari abadi cinta aku dan dia. Namun November tahun ini semua kenangan indah tersebut tidak akan pernah terulang, tidak ada lagi perayaan mengenai keabadian cinta, tidak ada lagi perjanjian, komitmen, dan prinsip yang harus diperjuangkan. Bagiku November tahun ini hanyalah bulan yang patut untuk dikenang (November in Memorial).

Kenangan yang selalu membayangiku, kenangan yang selalu menghantuiku, dan kenangan indah yang terlalu manis untuk dilupakan. Semakin aku berusaha keras untuk melupakan kenangan tersebut, semakin jelas pula kenangan tersebut muncul di pikiranku. Semakin aku berusaha menghapus kenangan tersebut dari ingatanku, semakin kuat pula kenangan tersebut tertanam dalam memori otakku. Semua usahaku terlihat sia-sia dan semakin memperburuk keadaan. Dalam kepasrahan, aku relakan kenangan ini hidup bersamaku dan tersimpan di relung hatiku yang terdalam, karena kau adalah bagian dari kenangan ini, dan kau adalah bagian dari perjalanan kisah cintaku.


1 Februari 2012 11:00 a.m.
Telepon genggamku kembali bergetar, ada sebuah pesan yang masuk. Ternyata pesan dari seorang sahabat yang ingin mengajakku berjalan-jalan, menikmati liburan semester ganjil yang tinggal hitungan hari lagi. Di bulan Februari ini aku memang sedang menikmati liburan, tetapi setelah kejadian pemutusan hubungan secara sepihak dengan alasan yang menurutku tidak masuk akal tersebut, suasana liburanku langsung berubah menjadi suram, tidak ada sedikitpun gairah yang tersisa untuk menikmatinya, pengaruh suasana hati dan pikiranku yang memburuk adalah penyebabnya. Aku berusaha mencari alasan untuk menolak ajakan tersebut, berbagai alasan telah kusebutkan, seperti aku harus menjaga rumah, tidak ada kendaraan untuk berjumpa mereka, hingga aku beralasan sedang sakit. Namun dia tetap menolak semua alasan yang telah kusampaikan, alasan-alasan tersebut terdengar konyol baginya. Tidak ada alasan lain yang terlintas di benakku, pikiranku sedang tidak jernih, dan akupun belum siap untuk menceritakan hal yang sebenarnya terjadi kepadanya. Akhirnya aku menyerah dibawah usaha dan kegigihan yang telah ia lakukan untuk membujuk aku agar dapat menikmati liburan yang tersisa. Dia sangat bersikeras agar aku bisa meramaikan reuni kecil yang telah ia rencanakan didalam liburan tersebut. Reuni kecil yang akan mengingatkan kembali berbagai kenangan di masa Sekolah Menengah Pertama dahulu. Ketika kami mengggunakan seragam putih biru, melakukan canda tawa, belajar bersama,  dan merasakan cinta monyet yang tak terungkap. Reuni kecil tersebut akan mempertemukan aku, Fani, Lina, Irwan, Dian, Meza, Riski, dan Fatih. Pantai menjadi pilihan mereka untuk berlibur dan merayakan reuni kecil tersebut. Aku hanya mengikuti, mengangguk dan mengiyakan ide yang mereka ajukan. 
 
Sejenak terlintas dibenakku bahwa sang jarak dan waktu telah mempersiapkan ini semua. Mereka bersekutu, merangkai kembali alur cerita, dan mencoba memisahkan cintaku dan dia dalam ruang jarak dan waktu. Mereka membuatku seperti merasakan dejavu. Aku kembali menghirup aroma laut dan merasakan segala sensasinya. Pasir putih dengan rapi mencetak jejak-jejak kakiku, namun dengan seketika gulungan ombak kembali menghapus jejak tersebut dan dengan lembut hempasannya menjilati jemari kakiku, sedangkan awan tipis masih bergelut dengan mentari memperebutkan daerah kekuasaannya di langit. Mereka semua adalah saksi ketika aku menyatakan cinta kepada wanita yang kusayangi. Sekarang  mereka kembali dan menjadi saksi ketika kami tidak lagi bersatu. Sang jarak dan waktu dengan sukses membawaku kembali ke latar dan suasana yang sama, hal yang berbeda hanyalah lokasi pantai dan teman-teman yang berada disekitarku.

  
BERSAMBUNG...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar